Mari Mengenal Nomor Benang

 

Bagi Anda yang tidak memiliki latar belakang pendidikan tekstil dan berkecimpung dalam bisnis benang atau kain maka istilah nomor benang bisa jadi sedikit membingungkan karena baru kali ini mendengar atau mengenalnya. Pada umumnya masyarakat mengenal jenis benang dengan sebutan benang halus, kasar, tebal, atau tipis.

Benang merupakan sebuah benda padat yang memiliki tingkat elastisitas, kekuatan tarik, dan kehalusan tertentu. Nomor benang lebih berhubungan dengan kehalusan. Kehalusan di sini maksudnya adalah memiliki perbandingan antara diameter dan panjang yang cukup signifikan. Semakin halus suatu benang maka semakin kecil diameternya, semakin kasar suatu benang maka semakin besar diameternya dengan perbandingan panjang yang sama.


 Penomoran benang dibuat untuk memudahkan dan menyamakan persepsi semua pihak yang berhubungan atau melibatkan aktifitasnya dengan benang di seluruh dunia. Jadi, penomoran benang ini berlaku bukan hanya di Indonesia tetapi juga di Inggris, Amerika, Jepang dan negara-negara lainnya. Mereka menggunakan sistem yang sama, yaitu penomoran langsung dan tidak langsung.


1. Penomoran Langsung


Pada sistem ini, semakin besar nomor benang maka diameter (kenampakan) dari benang tersebut semakin besar pula. Misalnya ada dua buah gulungan benang dengan identitas masing-masing yaitu benang nomor 40 dan 60 maka benang nomor 60 diameternya lebih besar dari benang nomor 40.


Lebih lanjut lagi, penomoran benang langsung dinyatakan dalam rumus perbandingan berat dan panjang tertentu. Satuan yang digunakan ada dua macam, yaitu denier dan tex. Satu denier artinya benang tersebut panjangnya 9000 meter dan jika ditimbang maka beratnya satu gram, sedangkan jika panjangnya 1000 meter (berat satu gram) maka dinyatakan sebagai satu Tex.


Apabila dihadapan Anda ada dua buah gulungan benang dengan identitas masing-masing adalah 50 denier dan 50 tex maka diantara keduanya, gulungan manakah yang diameternya lebih kecil ?
Benang 50 denier artinya berat benang tersebut 50 gram dengan panjang 9000 meter dan 50 tex artinya berat benang tersebut 50 gram dengan panjang 1000 meter. Maka benang dengan nomor 50 denier diameternya lebih kecil dari benang dengan nomor 50 tex.


2. Penomoran Tidak Langsung


Pada sistem ini, semakin besar nomor benang maka diameter dari benang tersebut semakin kecil. Misalnya ada dua buah gulungan benang dengan identitas masing-masing yaitu benang nomor 30 dan 50, maka nomor benang 30 diameternya lebih besar dari benang nomor 40. Penomoran pada sistem ini dikenal dengan sistem Inggris yang dinyatakan dalam rumus satuan panjang benang dalam suatu satuan berat tertentu.


Sistem ini dinyatan dalam satuan Ne dan Nm. Ne artinya panjang benang satu hank (1 hank = 768 meter) dengan berat satu pound atau 1 libs (1 pound = 453,6 gram). Sedangkan Nm artinya pajang benang satu meter, beratnya 1 gram.


Apabila Anda pernah membeli bahan kaos (T-Shirt) mungkin pernah juga mendengar bahannya dari cotton 28 s atau 32 s. Nah, 28 s dan 32 s ini maksudnya adalah menggunakan sistem penomoran ini, yaitu satuan Ne.

0 comments:

Post a Comment